Peserta SM-3T Universitas Negeri Makassar,wilayah penugasan Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur yang tergabung dalam kejuangan kontribusinya:
mendokumentasikan temuan mereka tentang ketidakmerataan pelayanaan pendidikan pada sebuah desa di lokasi penugasannya.
Dalam sebuah tim yang bernama !ETOS!, mereka mencoba mengungkap realitas tersebut dalam film dokumenter bertajuk
!Mereka Sebut itu Sekolah!
(SKETSA)
Desa Pulupanjang merupakan desa terpencil dari wilayah Kabupaten Sumba Timur. Desa ini dihuni oleh 1142 jiwa dengan luas 44,25 km2 Salah satu dusun sebagai bagian dari Desa Pulupanjang adalah Pahomba, lokasi Sekolah Dasar Negeri Kilimbatu.
Sekolah ini dibangun atas kesadaran dan gotong royong masyarakat dengan menggunakan swadaya murni. Warga Pahomba, Pulupanjang tidak ingin melahirkan generasi hambar bagi bangsa ini: generasi yang tak punya cukup kekuatan dalam memberikan andil dan mencetuskan warna cerah bagi pelangi masa depan Indonesia.
Walau dengan fasilitas seadanya:
satu buah gubuk yang mereka sebut sebagai sekolah itu terdapat empat kelas dengan 60 murid yang sangat antusias ingin merasakan pendidikan
Meski dengan minimnya tenaga pendidik:
Satu orang guru PNS sekaligus sebagai kepala sekolah, dengan guru yang lain hanya tamatan SMA, dan terkadang penjaga sekolah yang lulusan SD pun beralih fungsi
menjadi tenaga pengajar
Sumber:
mendokumentasikan temuan mereka tentang ketidakmerataan pelayanaan pendidikan pada sebuah desa di lokasi penugasannya.
Dalam sebuah tim yang bernama !ETOS!, mereka mencoba mengungkap realitas tersebut dalam film dokumenter bertajuk
!Mereka Sebut itu Sekolah!
(SKETSA)
Desa Pulupanjang merupakan desa terpencil dari wilayah Kabupaten Sumba Timur. Desa ini dihuni oleh 1142 jiwa dengan luas 44,25 km2 Salah satu dusun sebagai bagian dari Desa Pulupanjang adalah Pahomba, lokasi Sekolah Dasar Negeri Kilimbatu.
Sekolah ini dibangun atas kesadaran dan gotong royong masyarakat dengan menggunakan swadaya murni. Warga Pahomba, Pulupanjang tidak ingin melahirkan generasi hambar bagi bangsa ini: generasi yang tak punya cukup kekuatan dalam memberikan andil dan mencetuskan warna cerah bagi pelangi masa depan Indonesia.
Walau dengan fasilitas seadanya:
satu buah gubuk yang mereka sebut sebagai sekolah itu terdapat empat kelas dengan 60 murid yang sangat antusias ingin merasakan pendidikan
Meski dengan minimnya tenaga pendidik:
Satu orang guru PNS sekaligus sebagai kepala sekolah, dengan guru yang lain hanya tamatan SMA, dan terkadang penjaga sekolah yang lulusan SD pun beralih fungsi
menjadi tenaga pengajar
Sumber:
